Akhir-akhir ini, teknik bertanam hidroponik mulai ramai diperbincangkan. Padahal, sejarah hidroponik di dunia sudah ada sejak zaman dahulu.
Teknik bertanam ini semakin popular di era modern seperti saat ini karena selain praktis, mudah, juga dapat diterapkan di mana saja dan kapan saja. Hidroponik dalam buku Menanam Hidroponik yang ditulis oleh Siti Istiqomah, S.Pd diartikan sebagai aktivitas bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah.
Media tanam hidroponik yang sering digunakan, antara lain; air, kerikil, sabut kelapa, dan media lainnya. Hidroponik telah mengalami banyak perkembangan dari waktu ke waktu. Berikut rangkuman sejarah hidroponik di dunia yang perlu diketahui.
Sebelum Masehi
Bangsa Mesir, Cina, dan Persia sudah mengenal teknik bercocok tanam menggunakan larutan pupuk organik untuk menumbuhkan semangka dan sayur-sayuran. Istilah hidroponik belum dikenal dan belum ada penelitian ilmiahnya.
Tahun 1936
Istilah hidroponik muncul ketika seorang agronomis dari Universitas California, USA yakni Dr. WF. Gericke berhasil menanam tomat pada bak berisi mineral hasil uji cobanya. Sejak saat itu, sistem bercocok tanam secara hidroponik tidak hanya diterapkan pada skala laboratorium saja tetapi mulai dipakai oleh masyarakat umum.
Tahun 1950
Sejarah hidroponik di dunia juga dipengaruhi oleh peran Jepang. Negara matahari terbit ini berhasil menerapkan sistem hidroponik secara massif setelah kalah dari sekutu yang menyebabkan tanahnya gersang.
Negara-negara bergurun pasir dan tandus seperti Arab Saudi, Irak, dan Bahrain pun turut menerapkan hidroponik. Pada awalnya para peneliti di laboratorium menguji coba hidroponik hanya menggunakan media air saja. Kemudian, dilakukan hidroponik menggunakan media lain seperti pasir kali, kerikil, pecahan genting, gabus atau bahan porous lainnya.
Tahun 1804
Nicholas de Saussure di Perancis melakukan studi tentang pemberian nutrisi tanaman semusim sistem hidroponik.
Tahun 1850-1860
Hidroponik media pasir dan arang dikembangkan oleh Jean Boussingault di Perancis. Pengembangan ini membuat media tanam hidroponik yang digunakan semakin beragam.
Tahun 1945
Keberadaan nutrisi dalam budidaya tanaman sistem hidroponik sangatlah penting. Maka dari itu, pada tahun ini, studi tentang nutrisi untuk tanaman hidroponik mulai dilakukan.
Tahun 1960-1970
Berkembangnya sistem hidroponik NFT (Nutrient film technique) di Inggris. Pertanian hidroponik komersial dibangun di Abu Dhabi, California, Belgia, Jerman, dan beberapa negara lain. Denmark mulai menggunakan rockwool sebagai media tanam.
Ditemukannya teknik hidroponik irigasi tetes di Universitas Cornel, USA pada tahun 1965. Tahun 1966 sistem aeroponic berkembang di Italia.
Tahun 1980-1990
Petani Belanda beralih ke sistem hidroponik menggunakan rockwool dan pemberian nutrisi sistem tetes. Munculnya usaha paket peralatan hidroponik dengan komputerisasi, atomisasi, dan perangkat lainnya untuk rumah tangga di sejumlah negara seperti Australia, Singapura, Taiwan, dan beberapa negara lain.
Itulah rangkuman sejarah hidroponik di dunia. Dari penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bahwa sistem pertanian ini sudah ada sejak zaman dahulu dan saat ini pengembangannya masih terus dilakukan.