Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) adalah salah satu tanaman umbi yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat di berbagai negara. Di beberapa negara, talas dikenal dengan nama-nama berbeda, seperti Abalong di Filipina, Taioba di Brazil, Arvi di India, Keladi di Malaya, Satoimo di Jepang, Tayoba di Spanyol, dan Yu-tao di Tiongkok. Di Indonesia, talas dapat ditemukan hampir di seluruh kepulauan, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat ditemukan dalam bentuk liar dan juga hasil penanaman. Pada artikel kali ini akan dijelaskan varietas talas yang ada di Indonesia.
Varietas Talas di Indonesia
Talas memiliki berbagai variasi atau varietas di Indonesia, yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri. Beberapa varietas talas yang cukup dikenal di Indonesia antara lain:
1. Kimpul
Kimpul adalah jenis talas yang memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya. Bentuk umbi kimpul relatif kecil, tetapi tetap memiliki manfaat gizi yang baik.
2. Mentega (Talas Gambir atau Talas Hideung)
Talas Mentega dikenal dengan nama lain karena batang dan daunnya berwarna ungu gelap. Jenis ini cukup populer di Bogor dan memiliki keistimewaan dalam warna daun yang tidak umum.
3. Sutera
Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan berbulu halus seperti sutera. Talas ini biasanya dipanen saat berumur 5-6 bulan dengan umbi berwarna kecoklatan. Namanya diambil dari tekstur daun yang halus seperti sutera.
4. Ketan
Jenis talas ini memiliki pelepah berwarna hijau tua kemerahan. Talas Ketan sering digunakan dalam berbagai hidangan tradisional Indonesia.
5. Bentul
Talas Bentul hampir mirip dengan talas Sutera, Ketan, dan Mentega. Perbedaannya terletak pada ukuran umbi yang lebih besar dan warna batang yang lebih ungu. Talas Bentul banyak terdapat di Malang dan biasanya dijual di pinggir jalan daerah Singosari.
Manfaat Gizi Talas
Talas memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan, terutama dalam hal pencernaan. Salah satu keunggulan talas adalah granula patinya yang tergolong kecil dan tingginya kadar serat. Kadar serat yang tinggi ini membantu memperlancar pencernaan dan menjaga kesehatan usus.
Di beberapa wilayah, terutama di Hawaii dan kepulauan Pasifik, talas telah digunakan sebagai makanan pendamping ASI. Hal ini menunjukkan bahwa talas memiliki nilai gizi yang cukup tinggi dan bermanfaat untuk perkembangan bayi.
Selain itu, talas juga memiliki karbohidrat yang cukup tinggi. Karbohidrat ini dapat menjadikan talas sebagai sumber makanan pokok pengganti beras. Di beberapa daerah, talas diolah menjadi berbagai hidangan lezat, seperti talas goreng, talas rebus, atau bubur talas.
Permasalahan dalam Penanganan Talas
Meskipun talas memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dalam penanganannya. Salah satu permasalahan utama adalah kadar air yang tinggi dalam talas, mencapai sekitar 62%. Kadar air yang tinggi ini dapat menyebabkan talas mudah rusak jika penanganan pasca panen tidak dilakukan dengan benar.
Salah satu masalah utama dalam penanganan talas adalah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak umbi. Jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan kerusakan pada talas adalah golongan fungi, seperti Pithium splendens, Fusarium species, Rhizoctonia species, dan Botryodiplodia theobromae. Infeksi oleh mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit dasheen corm rot, yang merusak umbi talas. Selain itu, penyakit soft rot juga dapat disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemi.
Pengolahan Talas
Agar talas dapat dinikmati dengan baik, penting untuk melakukan pengolahan yang tepat. Berikut beberapa langkah pengolahan talas yang dapat dilakukan:
1. Pemilihan Umbi
Pilih umbi talas yang utuh dan bebas dari kerusakan fisik atau tanda-tanda penyakit. Umbi yang sehat akan memiliki tekstur yang baik dan tidak lembek.
2. Pencucian
Cuci umbi talas dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran dan tanah yang menempel pada kulitnya.
3. Pengupasan
Kupas kulit talas dengan pisau atau pengupas agar dapat menghilangkan lapisan kulit yang keras.
4. Penyisiran
Setelah dikupas, talas dapat diiris atau dipotong sesuai dengan resep atau kebutuhan masakan yang akan disiapkan.
5. Pengolahan
Talas dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti tumis talas, sambal talas, atau talas rebus. Pengolahan dapat disesuaikan dengan selera masing-masing.
Penutup
Talas adalah tanaman yang memiliki peran penting dalam berbagai budaya makanan di seluruh dunia. Di Indonesia, beragam varietas talas memberikan variasi dalam kuliner tradisional. Meskipun memiliki potensi gizi yang baik, penanganan pasca panen yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas talas. Dengan pemahaman yang baik tentang jenis-jenis talas dan permasalahan yang dapat muncul, kita dapat lebih menghargai manfaat dari tanaman yang serbaguna ini dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda dalam memahami lebih dalam tentang talas dan manfaatnya bagi kesehatan dan kuliner Indonesia.