Cabai jawa atau cabai jamu merupakan salah satu jenis rempah yang masih berkerabat dekat dengan suku Piperaceae atau sirih-sirihan. Tanaman ini tumbuh merambat seperti tanaman sirih. Cara menanam cabai jamu tidak sulit, asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi.
Biasanya, tanaman ini tumbuh di tanah yang tidak lembap dan berpasir pada ketinggian hingga 600 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh dengan maksimal pada tanah gembur dengan pH sekitar 5,5 sampai 6,5.
Persiapan tanam
Tanaman cabai jamu bisa diperbanyak secara generatif menggunakan biji atau vegetatif menggunakan stek tunas. Namun, pertani banyak memperbanyak cabai jamur dengan cara vegetatif.
Cara stek cabai jawa cukup ambil dua ruas batang tanaman cabai jawa yang produktivitasnya tinggi dan sudah memiliki 2 tunas akar di substrat tanaman inangnya. Pastikan ruas batang tersebut tidak terlalu tua dan cukup muda agar lebih cepat tumbuh.
Kemudian, siram dengan air dan simpan di tempat sejuk semalaman. Keesokan harinya, tanam bibit stek dalam polybag berisi media semai.
Penanaman di lahan
Lahan yang akan digunakan untuk menanam cabai jawa perlu dibersihkan terlebih dahulu. Lahan tersebut sebaiknya memiliki pohon perlindung seperti pohon randu atau lamtoro agar bisa menjadi tiang panjatan.
Kemudian, buat lubang tanam di bawah pohon tersebut dengan ukuran 20 x 20 cm persegi. Selanjutnya, berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Cara menanam cabai jawa cukup letakkan bibit yang sudah disemai dalam lubang tanam. Lalu, timbun akarnya dengan tanah dan lakukan penyiraman sampai tanahnya lembap.
Perawatan tanaman cabai jamu
Apabila ada bibit yang mati, maka sebaiknya ganti dengan bibit baru. Kemudian, lakukan juga pemupukan sebanyak 2 kali di awal dan akhir musim hujan. Selain itu, berikan juga pupuk kimia NPK saat tanaman berumur 3 bulan.
Pemanenan
Tanaman cabai jawa bisa mulai dipanen setelah warna buahnya kemerahan. Cukup petik buah cabai yang mulai masak dan letakkan dalam wadah bersih.