Tahukah Anda cara menanam padi yang benar? Padi atau Oryza Sativa L. merupakan tanaman penghasil beras.
Perlu diketahui, beras adalah salah satu bahan makanan paling kuno di dunia, yang telah digunakan selama 8.000 tahun. Beras juga merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber karbohidrat, khususnya di Indonesia yang di mana masyarakatnya sebagian besar mengonsumsi beras.
Untuk mendapatkan beras yang bisa dikonsumsi, tentunya perlu proses penanam yang cukup panjang. Pada artikel ini akan membahas mengenai cara menanam padi terlengkap beserta penjelasannya. Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Cara Menanam Padi
Untuk mendapatkan beras yang berkualitas, budidaya padi harus dilakukan dengan baik. Berikut ini beberapa langkah menanam padi yang harus Anda perhatikan untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas
1. Mempersiapkan media tanam
Menyiapkan media tanam untuk menanam padi sebaiknya minimal dua minggu sebelum masa tanam. Mengolah tanah sebagai media tanam untuk memperoleh hasil optimal. Tanah juga harus bebas dari gulma.
Hal ini bertujuan agar padi tidak perlu berbagi nutrisi dan air dengan gulma, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan padi. Ketika gulma telah hilang, basahi tanah dengan air dan kemudian lakukan pembajakan. Kegiatan ini bertujuan agar tanah menjadi lunak, gembur dan cocok untuk ditanami.
Di zaman modern ini, pembajakan bukan lagi dengan kerbau ataupun cangkul, melainkan menggunakan traktor. Setelah pembajakan, rendam kembali media tanam dengan air. Menyediakan air yang berlimpah berguna untuk menutupi seluruh tanah setinggi 10 cm.
Biarkan air menggenangi media tanah. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media tanam menjadi berlumpur dan racun pun dapat hilang karena ternetralisir.
2. Memilih bibit
Menguji bibit padi adalah salah satu langkah untuk mengetahui kualitasnya. Merendam sekitar 100 benih padi dalam air merupakan pengujian sederhana yang dapat dilakukan. Setelah 2 jam, periksa bijinya.
Cara menanam padi adalah dengan memeriksa benih. Jika lebih dari 90% biji atau lebih berkecambah, berarti benih tersebut unggul dan bermutu tinggi. Tentu saja, benih yang sangat baik dan berkualitas tinggi ini layak untuk ditanam.
Jika benih tidak menunjukkan tanda-tanda di atas, berarti benih tersebut tidak layak untuk dibudidayakan. Bibit yang telah di dapat dan akan digunakan sebagai benih, kemudian semai bibit tersebut.
3. Persemaian
Setelah mendapatkan bibit yang unggul, kemudian semai bibit tersebut. Semai bibit unggul tersebut di wadah persemaian. Sebelumnya, Anda harus mempersiapkan terlebih dahulu wadah penyemaian.
Kebutuhan wadah semai yang akan digunakan usahakan perbandingan sebesar 1 : 20. Misalnya, Anda akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar, maka wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan berlumpur.
4. Penanaman padi sekaligus perawatan
Saat menanam bibit, jangan menanamnya terlalu dalam, usahakan 1 hingga 2 cm saja. Hal ini penting karena bertujuan untuk meningkatkan jumlah anakan pada padi. Jika menanam benih terlalu dalam, maka anakan akan sulit tumbuh.
Sementara itu, perawatan tanaman padi meliputi penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Usahakan untuk selalu melakukan pengecekan lahan padi agar terhindar dari hama dan penyakit, serta pastikan kebutuhan nutrisi padi selalu terpenuhi.
5. Panen padi
Pada saat padi menguning dan terkulai itulah waktu yang tepat untuk memanennya. Pemanenan bisa dilakukan menggunakan sabit. Setelah itu, letakkan hasil panen di atas tikar dan rontokkan bulir padi hingga menghasilkan beras.
Itulah cara menanam padi terlengkap beserta penjelasannya. Anda bisa melakukan langkah-langkah di atas saat menanam padi di sawah.