Banyak diantara kita yang bertanya-tanya, apa perbedaan semangka biji dan non biji? Sebagai buah yang banyak disukai, kehadiran semangka tanpa biji membuat para pecinta semangka merasa bahagia.
Pasalnya, selama ini salah satu kendala saat mengonsumsi semangka yaitu adanya biji yang terlalu banyak. Dengan adanya semangka tanpa biji atau seedless, maka saat mengonsumsi buah ini semakin mudah dan menyenangkan.
Namun, apa perbedaan semangka biji dan non biji? Melansir dari The Kitchn, berikut penjelasan selengkapnya.
Semangka biji
Buah semangka biji merupakan jenis semangka tradisional. Bentuknya lonjong dengan ukuran cukup besar.
Warna kulitnya hijau tebal. Sedangkan warna dagingnya merah muda sampai merah dengan biji berwarna hitam.
Biji tersebut bisa digunakan sebagai benih yang dapat ditanam kembali. Dengan kata lain, semangka ini bisa diperbanyak secara generatif atau menggunakan biji.
Semangka non biji
Semangka tanpa biji ternyata telah ada sejak 50 tahun lalu. Untuk menghasilkan buah semangka tanpa biji, serbuk sari dari semangka jantan yang mempunyai 22 kromosom per sel disilangkan dengan bunga semangka betina yang sudah dibuahi secara kimia, sehingga mempunyai 44 kromosom per sel bukan 22 kromosom.
Pada proses ini, tidak ada modifikasi genetik. Persialngan tersebut akan menghasilkan buah semangka yang sifatnya triploid. Artinya, semangka tersebut akan memiliki 33 kromosom, bukan 22 kromosom.
Hal inilah membuat semangka menjadi hibrida steril, sehingga tidak bisa menghasilkan biji hitam yang matang dan subur. Jadi, biji dari semangka ini akan memiliki cangkang berongga yang belum matang. Biasanya, bijinya berwarna putih dan lunak, sehingga tidak mengganggu saat dikonsumsi.
Itulah perbedaan semangka biji dan tanpa biji. Secara rasa, mungkin kedua semangka ini tidak berbeda jauh. Namun, pengalaman mengonsumsi semangka non biji tentu lebih menyenangkan karena Anda tak perlu memisahkan biji dari daging buahnya.